FESTIVAL DI PEKANBARU
Ke
Pekanbaru, Bisa Lihat 3 Festival Menarik di Provinsi Riau Anggita Muslimah
Maulidya Prahara Senja Kompas.com - 11/03/2018, 22:12 WIB Festival Pacu Jalur
diikuti lebih dari 12.000 pedayung yang tergabung dalam 193 jalur, istilah
untuk tim yang ikut berlomba. Lomba berlangsung di Tepian Narosa Teluk Kuantan,
Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, 23-26 Agustus 2017.
Festival Pacu Jalur diikuti lebih dari 12.000 pedayung yang tergabung dalam 193 jalur, istilah untuk tim yang ikut berlomba. Lomba berlangsung di Tepian Narosa Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, 23-26 Agustus 2017. (ARSIP KEMENPAR) PEKANBARU, KOMPAS.com – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru Ardiansyah Eka Putra mengatakan bila wisatawan ingin berkunjung ke Pekanbaru, maka jangan melewatkan tiga festival yang diadakan di Provinsi Riau. “Di Kementerian Pariwisata, ada tiga event internasional dan nasional yang masuk ke dalam kalender event. Ini jadi salah satu daya tarik wisata, maka dari itu wisatawan yang datang ke Pekanbaru, bisa hadir di Provinsi Riau dan menginap di Pekanbaru saat berlangsungnya festival,” ujar Ardiansyah saat ditemui usai grand launching Fox Harris Hotel Pekanbaru, Riau, Kamis (8/3/2018). Ia menjelaskan, tiga festival tersebut diantaranya, Event Bakar Tongkang, Festival Pacu Jalur, dan Festival Bono atau Bekudo Bono. Ratusan warga Tionghoa mengangkat tongkang (kapal) menuju vihara Ing Hok King di kota Bagan Siapiapi, kabupaten Rokan Hilir, Minggu (27/6/2010). Tongkang tersebut nantinya akan di doakan kemudian dibakar pada esok hari, Senin (28/6). Ritual Bakar Tongkang tersebut juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Tionghoa yang sengaja datang dari berbagai kawasan. Ratusan warga Tionghoa mengangkat tongkang (kapal) menuju vihara Ing Hok King di kota Bagan Siapiapi, kabupaten Rokan Hilir, Minggu (27/6/2010). Tongkang tersebut nantinya akan di doakan kemudian dibakar pada esok hari, Senin (28/6). Ritual Bakar Tongkang tersebut juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Tionghoa yang sengaja datang dari berbagai kawasan. (TRIBUN PEKANBARU/MELVINAS PRIANANDA ) “Bakar tongkang itu adalah event budaya teman-teman etnis Tionghoa dan hanya ada di Riau. Jadi replika tongkang dibakar dan nanti akan kelihatan tiangnya jatuh ke darat apa ke laut, yang dipercayai mereka kemungkinan tempat berbisnis di masa yang akan datang, diadakan sekitar bulan Septermber 2018,” kata Andriansyah. Sementara itu, tak jauh dari Pekanbaru yakni di Kuantan Singingi, ada Festival Pacu Jalur. Di mana para wisatawan bisa melihat para pendayung nasional dan internasional di sana akan berlomba memperbutkan piala. Festival ini diperkirakan akan digelar pada bulan Agustus 2018. “Nanti diperkirakana ada ratusan ribu orang yang menonton dalam satu minggu. Pesertanya beragam, dari kampung juga kabupaten lain, ada juga peserta dari negeri tetangga (Malaysia),” jelas dia. Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang. Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang.(BARRY KUSUMA) Kemudian ada pula Festival Bono atau biasa dikenal Bekudo Bono. Festival ini digelar sekitar bulan Oktober atau November mendatang. Uniknya dalam festival ini akan hadir para peselancar dari Indonesia juga peselancar internasional. “Bono merupakan fenomena alam, dan lokasi untuk surfing. Di sana terdapat pertemuan ombak sungai dengan pasang air laut. Jadi ketinggian ombak bisa sampai enam meter,” kata Andriansyah. Tertarik untuk melihat festival-festival ini? Catat waktunya dan segera pesan tiket menuju Provinsi Riau!
Festival Pacu Jalur diikuti lebih dari 12.000 pedayung yang tergabung dalam 193 jalur, istilah untuk tim yang ikut berlomba. Lomba berlangsung di Tepian Narosa Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, 23-26 Agustus 2017. (ARSIP KEMENPAR) PEKANBARU, KOMPAS.com – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru Ardiansyah Eka Putra mengatakan bila wisatawan ingin berkunjung ke Pekanbaru, maka jangan melewatkan tiga festival yang diadakan di Provinsi Riau. “Di Kementerian Pariwisata, ada tiga event internasional dan nasional yang masuk ke dalam kalender event. Ini jadi salah satu daya tarik wisata, maka dari itu wisatawan yang datang ke Pekanbaru, bisa hadir di Provinsi Riau dan menginap di Pekanbaru saat berlangsungnya festival,” ujar Ardiansyah saat ditemui usai grand launching Fox Harris Hotel Pekanbaru, Riau, Kamis (8/3/2018). Ia menjelaskan, tiga festival tersebut diantaranya, Event Bakar Tongkang, Festival Pacu Jalur, dan Festival Bono atau Bekudo Bono. Ratusan warga Tionghoa mengangkat tongkang (kapal) menuju vihara Ing Hok King di kota Bagan Siapiapi, kabupaten Rokan Hilir, Minggu (27/6/2010). Tongkang tersebut nantinya akan di doakan kemudian dibakar pada esok hari, Senin (28/6). Ritual Bakar Tongkang tersebut juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Tionghoa yang sengaja datang dari berbagai kawasan. Ratusan warga Tionghoa mengangkat tongkang (kapal) menuju vihara Ing Hok King di kota Bagan Siapiapi, kabupaten Rokan Hilir, Minggu (27/6/2010). Tongkang tersebut nantinya akan di doakan kemudian dibakar pada esok hari, Senin (28/6). Ritual Bakar Tongkang tersebut juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Tionghoa yang sengaja datang dari berbagai kawasan. (TRIBUN PEKANBARU/MELVINAS PRIANANDA ) “Bakar tongkang itu adalah event budaya teman-teman etnis Tionghoa dan hanya ada di Riau. Jadi replika tongkang dibakar dan nanti akan kelihatan tiangnya jatuh ke darat apa ke laut, yang dipercayai mereka kemungkinan tempat berbisnis di masa yang akan datang, diadakan sekitar bulan Septermber 2018,” kata Andriansyah. Sementara itu, tak jauh dari Pekanbaru yakni di Kuantan Singingi, ada Festival Pacu Jalur. Di mana para wisatawan bisa melihat para pendayung nasional dan internasional di sana akan berlomba memperbutkan piala. Festival ini diperkirakan akan digelar pada bulan Agustus 2018. “Nanti diperkirakana ada ratusan ribu orang yang menonton dalam satu minggu. Pesertanya beragam, dari kampung juga kabupaten lain, ada juga peserta dari negeri tetangga (Malaysia),” jelas dia. Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang. Ombak Bono di Sungai Kampar, Riau. Berselancar di sungai ini sangat menantang.(BARRY KUSUMA) Kemudian ada pula Festival Bono atau biasa dikenal Bekudo Bono. Festival ini digelar sekitar bulan Oktober atau November mendatang. Uniknya dalam festival ini akan hadir para peselancar dari Indonesia juga peselancar internasional. “Bono merupakan fenomena alam, dan lokasi untuk surfing. Di sana terdapat pertemuan ombak sungai dengan pasang air laut. Jadi ketinggian ombak bisa sampai enam meter,” kata Andriansyah. Tertarik untuk melihat festival-festival ini? Catat waktunya dan segera pesan tiket menuju Provinsi Riau!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar